Di masa penjajahan Jepang dahulu, nasi yang berasal dari
tanaman padi merupakan suatu kemewahan tersendiri. Kalangan rakyat kebanyakan
mengganti nasi dengan bahan dari singkong yang disebut dengan nasi tiwul. Namun
tidak hanya saat penjajahan, nasi tiwul ini masih menjadi makanan pokok di
beberapa daerah seperti Gunungkidul karena sulitnya menanam padi di daerah
tersebut. Nasi tiwul mempunyai rasa tersendiri yang khas dan berbeda dari nasi
putih pada umumnya, dan cocok untuk dimakan sebagai selingan bagi Anda yang
ingin variasi. Ingin tahu cara memasak nasi tiwul? Simak yang berikut ini!
· Singkong, 350 gram, sudah
dikupas dan dikeringkan,
· Gula merah halus, 150 gram,
· Kelapa parut, 200 gram,
· Daun pandan, 2 lembar (20 cm,
ikat simpul),
· Daun pisang, 1 tangkai,
· Air matang, 1 gelas,
· Garam, secukupnya.
Cara memasak.
1.
Singkong yang sudah kering (gaplek) ditumbuk, perciki dengan air,
tumbuk sampai muncul butiran kecil-kecil, sisihkan.
2.
Panaskan dandang, alasi dengan daun pisang.
3.
Masukkan gaplek ke dalam dandang.
4.
Tambah gula merah di atas gaplek, sisir acak, kukus selama 1 jam,
angkat.
5.
Kukus kelapa parut, garam, dan daun pandan selama 15 menit, lalu
angkat.
6.
Sajikan nasi tiwul dan kelapa parut bersama-sama.
Sedikit lebih rumit
daripada nasi biasa, namun tidak terlalu rumit untuk dicoba oleh pemula. Nasi
tiwul ini kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras putih biasa, dan juga
dipercaya bisa mengobati penyakit pencernaan seperti maag. Tiwul bisa dimasak
manis atau dimasak gurih. Di beberapa suku di Indonesia, nasi tiwul dinikmati
dengan masakan pelengkap seperti sayur dari daun singkong dan ikan tongkol.
Selain itu, beberapa orang tua masih memilih nasi tiwul dibandingkan dengan
nasi putih, lantaran rasanya yang berbeda. Sebagai jajanan pasar ataupun
sebagai pengganti nasi, nasi tiwul patut dicoba.